Hubungan Cinta Platonis


Hubungan Cinta PlatonisSebuah kata yang tidak biasa, sekaligus memiliki arti yang tidak biasa pula. Mari bersama-sama kita memahami arti cinta ini. Sebuah cinta yang “luarbiasa”, namun dijalani dengan cara yang biasa, tidak rumit.

 

Cinta platonis dalam bahasa aslinya adalah “amor platonicus” ditemukan dalam naskah Plato yg berjudul Symposium. Kata platonis sendiri diluar lingkup filsafat mengacu pada persaudaraan. Sedangkan dalam bahasa sehari-hari bisa diartikan kontras dengan aktivtas seksual atau tersublimasinya ketertarikan fisik. Sebuah cinta yang murni spiritual, bebas dari keinginan sensual dalam hubungan antar dua orang yang berlawanan jenis.

Dua perbedaan utama yang mengidentifikasikan cinta platonis adalah absennya sentuhan fisik dan kata-kata cinta. Asmara tidak dapat diterima dalam hubungan platonis ini.

READ:  Tempat Refreshing Paling Bagus Setelah Lulus Sekolah

Hubungan yang terjadi adalah antara jenis kelamin yang berbeda bagi orang yang menikmati satu sama lain tetapi tidak dapat memiliki hubungan romantis karena status perkawinan, agama, umur, pekerjaan atau peringkat. Mereka yang mengalami cinta ini tidak dapat bersatu dgn alasan yang tidak bisa ditembus tanpa mengalami proses menyakitkan.

Platonis menjadi hubungan yang lebih dalam dan lebih baik dari waktu ke waktu jika kedua belah pihak menghormati batas-batas dan tidak terlibat secara fisik. Cinta platonis adalah dari leher keatas. Sebuah prasyarat untuk mencintai jiwa lebih daripada tubuh.

READ:  Pria Juga Ternyata Cemas Menghadapi Penuaan yang Akan Dialaminya.

Jadi bagaimana kita hendak mengintepretasikan cinta platonis, Cinta yang tragis atau indah? Pada awalnya saya berpikir bahwa ini adalah cinta yang tragis, seperti cinta terpendam, Secret love. Beberapa penulis blog juga beranggapan demikian. Tetapi cinta yang terpendam pastilah memiliki sesuatu yang tersembunyi pula, seperti imajinasi untuk memiliki tubuh. Sedangkan, telah di jelaskan pada awal tulisan ini, cinta platonis mengesampingkan ketertarikan seksual. Peduli, meski tanpa cinta yang bersifat romantis.

Hal ini bisa berlangsung seumur hidup, karena kita tidak menginginkan sesuatu yang berlebih dari orang yang kita cintai secara platonis. Betapa indahnya, biasa memiliki cinta jenis ini. Tidak kuatir kehilangan, juga tidak kuatir dikuasai. Mengalir bersama ke suatu tempat. Walau berjauhan, tetap masih memikirkan. Hanya saja didunia yang serba kompleks ini, saya yakin cinta platonis beringsut menjadi asap yang sudah kehilangan apinya. Namun semoga saja, kita masih bisa melihat asap itu dan berusaha menjadi apinya suatu hari nanti. Sebuah cinta yang indah dan tak bersyarat. Bukan tragis karena dia yang dicinta tidak pernah hilang. Dan saat sentuhan seksual bukanlah segalanya, jiwa menjadi pemenangnya.

READ:  Pengembangan Diri Sangat Penting untuk Suatu Hubungan