Dirajai Sepertiga Malam


Dirajai Sepertiga MalamKuterjaga dari kepergian sementaraku
Yang menandakan sepertiga malam mulai bergulir
Kerlip tasbih gemintang di angkasa malam tetap berkumandang
Zikir cahya rembulan seakan tak ada penghabisan menghiasi tiap malam-Nya
Puja-puji serangga malam tiada pernah tenggelam dalam lantunan suara indahnya
Membahana di semesta angkasa

 

Tiap sepertiga malam kulalui dengan duduk memasrahkan diri
Meresapi kenikmatan iman yang kulalui tiap sepertiga malam
Diluar sana banyak penghibur dari kidung alam mimpi
Yang akan pergi bila kubangkit berdiri dari kesadaranku

READ:  Puisi - Air Mata Dalam Lukisan Cinta

Sepertiga malam terakhir terus bergulir
Kamarku kian gersang dengan lantainya yang sudah usang
Di sudut ruang dengan cahaya remang
Terbentang sajadah tempat kuberserah
Menghiba diri kepangkuan Sang Ilahi

Tiap sepertiga malam kulalui dengan menghabiskan tetesan air mata
Di alam mimpi dari dunia tak bertepi
Yang membelenggu hingga dikekang nafsu
Karena diriku dirajai malam bukan merajai malam