Alat Pengubah Asap Rokok Menjadi Oksigen


Alat Pengubah Asap Rokok Menjadi OksigenMacam-macam penemuan yang ditemukan oleh manusia adalah sebuah karya yang luar biasa yang dapat merubah dunia menjadi lebih baik mulai dari teresar sampai terkecil sampai terkecil seperti yang di temukan oleh anak-anak SMA yang berada di kota Semarang membuat sebuah alat yang dapat membuat asap rokok menjadi oksigen.

 

Dua siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Semarang memenangi International Exhibition for Young Inventors (IEIY) di Bangkok, Thailand. atas penemuannya tersebut. “Alat itu kami namakan T-Box Application to Reduce the Danger Impact of CO dan CO2 in Smoking Room,” kata Hermawan Maulana, salah satu siswa SMA Negeri 3 Semarang.

Didampingi Zihramma Afdi, rekannya satu tim, Hermawan mengatakan bahwa mereka memiliki ide membuat alat untuk memfilter karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen itu diawali kegelisahannya melihat para perokok yang kian banyak.

READ:  Pengembangan Psikologis dan Sosial Anak Tunarungu

Putra pasangan Suwaji dan Setijawati Noegraheni itu mengungkapkan bahwa sekarang memang sudah banyak disediakan ruang untuk merokok (smoking room). Namun, tidak banyak dimanfaatkan karena ruangan akan menjadi penuh asap.

Dengan alat tersebut, kata dia, asap rokok yang mengandung CO2 akan diurai menjadi oksigen, kemudian oksigen dialirkan kembali ke smoking room, sehingga fasilitas itu bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh perokok.

“Minimal, perokok ’betah’ di smoking room dan tak merokok sembarangan sehingga tidak mengganggu orang lain. Kami ciptakan ini karena belum mampu mengurangi jumlah perokok,” kata remaja kelahiran Pekanbaru, 24 Mei 1996 itu.

Berkaitan dengan cara kerja alat itu, giliran Afdi yang menjelaskan bahwa alat yang semula dinamai “Carbofil Application” itu bekerja menghisap asap rokok masuk ke dalam mesin yang sudah dirangkai komponen.

READ:  Hakekat dan Pengertian Bimbingan Pada Anak Tunarungu

“Di dalam alat ini, asap rokok akan diurai menjadi oksigen kemudian dialirkan kembali. Selain oksigen, filterisasi juga meninggalkan karbon. Namun, karbonnya berbentuk padat yang bisa dimanfaatkan kembali,” katanya.

Afdi mengakui bahwa mereka sempat tidak percaya diri tatkala alat itu diadu dengan hasil penemuan siswa dari berbagai negara, apalagi mereka ditempatkan di stan yang letaknya berdampingan dengan siswa dari Jepang.

Namun, kata putra pasangan Abdul Hafid dan Ninik Budi yang lahir di Grobogan, 17 Februari 1995 itu, alat ciptaan mereka ternyata mampu mengalahkan penemuan-penemuan dari siswa berbagai negara di ajang tersebut.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Semarang Hari Waluyo mengaku bangga dengan prestasi siswanya dalam ajang yang berlangsung di Bangkok pada tanggal 28 Juni – 1 Juli 2012 dan mampu mengalahkan peserta dari berbagai negara.

READ:  Perkembangan Moral Remaja di Era Moderenisasi

“Mereka berhasil mengalahkan pesaingnya dari China, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Jepang. Kedua siswa ini duduk di kelas XI IPA, mereka bisa menjadi teladan adik-adik kelasnya,” katanya.

Selain kedua siswa SMA Negeri 3 Semarang, medali emas di ajang sama diperoleh oleh siswa dari SMP Petra Surabaya dengan inovasi Water Coated Helmet. Siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Manyar, Gresik meraih perunggu.

Mini Multi Commander, karya Dini Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi dari SMA Semesta Semarang dan “Jarimatika Game” karya Nur Chabibur Rohim, Muhammad Asrori, dan Risang Yogardi dari SMK Negeri 1 Tengaran meraih “Special Award”.