Perjalanan dan Pendewasaan Sang Manusia


Perjalanan dan Pendewasaan Sang ManusiaTak ada bait sejuk malam ini
atau juga huruf manis yang seringkali membuat kecoh
karena pada dasarnya hati yang kugambarkan layaknya permata
dan bukan sekedar cermin,
cukup berisyarah bisu.

 

dari beberapa awal,
saya hanya mencoba menyelami mu
dan di pertengahan
mungkin saya sedikit kagum dengan sedikit samar
biarkan,, biar perjalanannya mengalir
sampai benar kulihat adanya secara jujur,
dan pada satu tekad pertemuan
hatiku hanya berisyarah bisu.

nyatanya aktivitas menjadi berjalan kaku,
seakan kau menjadi penyela di dalamnya
dan memang,,
ada peran tak wajar yang menjurus pada keterpurukan
dengan kemanjaan, dengan kelebihan, atau yang lebih bodoh,,
kok mau saja saya berjalan tanpa kenyamanan

dimana yang saya tau,,,
jalan kebaikan tidak hanya melulu saya harus memikulkan gunung kepadamu
dan mendengarkan semua keluhan palsunya dengan tanpa tema
atau bahkan sampai melepas sayap hingga lupa cara terbang.

sampai disini adalah kesepakatan
mungkin ini adalah jalan pendewasaan
jalan di ujinya satu keyakinan manusia wajar yang dianugrahi akal.
takkan ada banyak tulisan
takkan ada banyak kilau kenangan
kecuali saya mengambilnya sebagai pelajaran
dan kehidupan tetap berjalan.

READ:  Puisi Pengharapan dalam Bayangan Semu