Anak Belajar Berbohong karena Orang Tuanya


Anak Belajar Berbohong karena Orang TuanyaBohong merupakan pernyataan yang tidak sesuai dengan keadaan aslinya dengan tujuan agar pendengar mempercayainya. Asal jujur dan kebohongan adalah dalam perkataan, baik itu pada perkara yang telah lampau, akan datang, atau berupa sebuah janji. Dinamakan bohong karena ucapannya menyelisihi apa yang ada di dalam hatinya. Walaupun berbohong itu asalnya adalah haram namun ada beberapa tempat yang membolehkan kita untuk berbohong namun dengan syarat-syarat tertentu. Kapan itu? Pada saat mendamaikan di antara manusia, ketika perang, dan antara suami istri (menampakkan kasih sayang dan janji yang tidak mengikat).

 

Seseorang yang melakukan kebohongan akan nampak jelas terlihat dengan bahasa tubuh seseorang, gerkaan tubuh yang tidak biasa, gerakan tangan, bernada tinggi, menutup mulut atau wajah dan pembicaraan memiliki jedah waktu.

READ:  Mengapa Ada Ketidaksetiaan Dalam Pernikahan

Pada pembahasan kita pada kesempatan ini yaitu kebohongan yang sering di ajarkan orang tua terhadap anak-anak mereka. Biasanya, para orang tua berbohong agar anaknya mudah menerima sebuah informasi atau membuat hidup anak lebih mudah. Namun apapun namanya, kebohongan tetaplah kebohongan. Saat anak tahu dirinya dibohongi, dia akan menciptakan kebohongan yang sama.

Berhati-hatilah Anda, para orangtua. Jangan selalu berpikir anak-anak tidak tahu apa-apa atau tidak bisa tahu bahwa Anda sedang berbohong pada mereka. Sebaik-baiknya kebohongan Anda, anak lebih sering tahu kalau dirinya dibohongi. Dilansir oleh Dailymail.co.uk. penelitian yang dilakukan Massachusetts Institute of Technology menemukan bahwa saat anak tahu dia dibohongi oleh orang tuanya, dia akan melakukan hal yang sama.

READ:  Menjadi Ibu di Masa Kini

Anak Bisa Merasakan Jika Dibohongi
Jangan salahkan anak-anak yang berbohong, silakan bercermin pada diri Anda, apakah Anda juga sering membohongi anak? Hyowon Gweon, kepala penelitian menjelaskan bahwa sejak usia dini, seseorang akan belajar siapa-siapa saja yang bisa mereka percaya.

“Jika seseorang yang dipercaya (oleh anak) memberi contoh yang salah, maka Anda telah melakukan kesalahan,” ujar Hyowon.

Hal ini tidak hanya berlaku pada orang tua, karena guru adalah salah satu sosok yang biasanya dipercaya dan menjadi contoh anak. Jika anak tahu guru mereka berbohong, anak bisa berpikir bahwa hal itu boleh dilakukan walaupun mereka tahu bahwa hal itu tidak benar.

READ:  Rahasia Awet Muda Dalam Tempat Tidur

Anda Bohong? Jangan Kaget Jika Anak Menirunya
“Ini menunjukkan bahwa anak-anak tidak hanya sensitif pada siapa yang mereka anggap benar atau salah,” lanjut Hyowon. “Anak-anak dapat mengevaluasi berdasarkan siapa yang memberi informasi. Bagaimana mereka belajar untuk jujur adalah dari siapa yang mereka contoh,”

Dari hasil penelitian ini, para orang tua sebaiknya makin bijak saat memberi contoh pada anak. Jangan hanya meminta anak untuk jujur atau tidak berbohong, namun Anda justru melakukan kebohongan di depan anak. Anak bagaikan spons yang bisa menyerap banyak hal, dan contoh terbesar dari seorang anak adalah orang tua mereka sendiri.