Kedekatan Tak Terlupakan


Kedekatan Tak TerlupakanDekat….. dekat…. dekat…. itu yang bisa terucap oleh lisan ini
Kuyakin hati inipun berkata demikian seakan tidak mau melepaskanmu
Sedekat kita seperti udara yang kita hirup, dan seperti air yang kita minum.
Bahkan kedekatan kita, selalu menimbulkan rasa iri dan cemburu bagi insan lain.
Kita sangat dekat,…
Namun sangat disayangkan, kalau engkau terlalu cepat pergi
Sebelum kedekatan kita membuahkan sesuatu
Seperti yang kita harapkan bersama.

 

Sahabat..!
Perasaan cinta yang kita renda saban hari
Akhirnya gugur perlahan namun pasti Sarupa daun kering yang berserakan di sepanjang jalan adisucipto.
Aku paham,..itu bukan salah mu ataupun salah ku,bahkan bukan karena takdir.
Tapi aku takut, bila jalan adisucipto yang rindang dengan hijaunya pohon gamaline yang berjajar itu juga teringat akan kita, kalau kita pernah berteduh dibawahnya sambil berkhayal tentang kokohnya ikatan CINTA kita.

READ:  Puisi Bidadariku Impian Hatiku

Kita teramat dekat..!
Tapi mana tahu, kita hanya bisa pandai berkhayal tapi tak sanggup mewujudkannya.
Sahabat !,… Empat tahun lamanya kita bersama
Menempuh suka dukanya perjalanan hidup.
Rangkaian waktu yang relative menurut einstein
“bisa berarti lama dan bisa pula terlampau singkat”
Satu penyebabnya jelas,…bahwa kita hanya bisa menerima sebuah kenyataan
Dari kisah ketidakberdayaan yang menimpa cinta kita
Sahabat….!
Andai saja Kota karang ini memiliki ratusan bahkan ribuan sekolah
Mungkin kita tak bertemu seperti itu
Hingga rasa kangen ini takan terus menyiksa aku dari waktu kewaktu
Manakala aku harus melewati simpang jalan tempat antara kau dan aku mengekalkan janji.

READ:  Dari dalam Dirimu Kutemukan Senyuman Itu

Kita sangat begitu dekat….
Namun kini,..bisa mengingatmu dan memiliki bayangmu saat ini
Sudah cukup indah dan sangat berarti diperjalanan hidupku.
Karna engkau telah mengukir kisah yang tak dapat tergantikan

Sahabat….! Tapi aku sangsih,…..
Adakah rentang waktu yang begini panjang, Masih mengekalkan rasa kangen dan setiamu padaku…?
Rindupun kau pada ku, masihkah salalu hadir, Seperti bilangan hari-hari kita sebelumnya……?
Kita begitu dekat,….bahkan sangat dekat….
Meskipun ragamu tak kumiliki, Namun engkau begitu berarti bagi hidupku
Dan itu yang membuat aku tetap tegar berdiri sampai saat ini
Karena aku telah berjanji senantiasa menyayangimu.

READ:  Puisi Tentang Cinta “Cinta Terakhir”